5 Penjara Paling Ekstrem di Dunia, Salah Satunya Ada di Indonesia



PENJARA sebagai tempat para pelaku kejahatan menjalani hukumannya memang bukanlah tempat yang menyenangkan. Namun, di antara tempat-tempat yang tidak menyenangkan tersebut, ada beberapa penjara yang lebih buruk bahkan cenderung ekstrem dibandingkan yang lainnya.
Beberapa penjara, terutama yang terdapat di negara-negara berkembang dan miskin bahkan pantas digelari sebagai “neraka dunia” karena kondisinya yang mengerikan. Kasus seperti pelecehan seksual, penyiksaan dan kondisi hidup yang tak layak banyak dilaporkan terjadi di tampat-tempat tersebut.
Berikut lima dari beberapa penjara terekstrem di dunia, salah satunya berada di Indonesia.
Penjara Sabaneta, Venezuela



Penjara Bang Kwang, Thailand



Penjara yang dijuluki sebagai “Bangkok Hilton” ini dikenal sebagai penjara yang kepenuhan yang kekurangan dana sekaligus penjara dengan keamanan maksimal  yang menampung tahanan baik lokal maupun warga asing. Penjara Bang Kwang memiliki reputasi sebagai salah satu penjara terburuk karena catatan hukuman yang sangat tidak adil dan kekerasan terhadap tahanan.
Bang Kwang  dibangun pada 1930-an dan saat ini menampung lebih dari 8.000 tahanan, lebih dari dua kali daya tampung aslinya. Di antara para tahanan tersebut, 10 persennya adalah narapidana yang menunggu eksekusi mati. Mereka diharuskan memakai borgol besi yang di las ke kaki mereka.
Setiap hari, para tahanan hanya diberi makan satu kali, semangkuk nasi dan sayur, sementara makanan lain harus dibeli di kantin.
Sebagian besar tahanan di Bang Kwang kekurangan gizi dan sakit-sakitan karena kurangnya pasokan air bersih dan sistem pembuangan. Kondisi itu menyebabkan asap beracun masuk ke dalam penjara dan menciptakan segudang masalah kesehatan yang hanya diperparah oleh kepadatan narapidana. 

Penjara Nusa Kambangan, Indonesia


Nusa Kambangan adalah nama sebuah pulau yang terletak di dekat Kabupaten Cilacap, ujung selatan Pulau Jawa. Namun, nama itu identik dengan nama penjara yang menampung para penjahat kelas kakap seperti pelaku kejahatan narkotika dan terorisme, baik lokal mau pun internasional.
Pulau ini berada di bawah kewenangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia yang mengoperasikan beberapa penjara atau lembaga pemasyarakatan (Lapas), yaitu Lapas Klas I Batu, Lapas Besi, Lapas Klas IIA Kembang Kuning, Lapas Klas IIB Terbuka, serta Lapas Klas IIA Permisan.
Penjara di Nusa Kambangan seringkali disamakan dengan penjara terkenal di Amerika Serikat yang kini sudah tidak digunakan lagi, Penjara Alcatraz karena letaknya yang berada di satu pulau dan dikelilingi hutan rimba. Kondisi ini membuat para tahanan sulit melarikan diri meski tetap ada beberapa kasus insiden tersebut terjadi.
Di Nusa Kambangan terdapat sebuah bukit yang bernama Nirbaya. Bukit ini adalah lokasi yang digunakan untuk melaksanakan eksekusi mati para tahanan. Beberapa nama tahanan yang pernah di eksekusi di sini di antaranya tiga teroris pelaku Bom Bali I, yakni Amrozi, Mukhlas dan Imam Samudera. 

Penjara Pulau Petak, Rusia 
 


Seperti Nusa Kambangan, Penjara Pulau Petak juga sering disebut sebagai “Alcatraznya Rusia karena lokasi yang terisolasi di tengah Danau Putih dan dibangun untuk menampung penjahat paling berbahaya. Para narapidana di penjara ini dilaporkan mengalami siksaan mental dengan berada di dalam sel selama 22,5 jam setiap hari dan hanya diizinkan untuk dijenguk oleh dua pengunjung setiap tahunnya.
Para tahanan sangat sulit dan hampir mustahil untuk lolos karena letak penjara yang dikelilingi oleh air yang membeku di Danau Putih. Salah seorang penjaga penjara Pulau Petak mengatakan, jika narapidana yang mencoba lolos menggali lubang, mereka akan menemukan air dan jika mereka mencoba untuk berenang, para penjaga akan menembak mereka.
Seorang tahanan di Pulau Petak mengungkapkan bahwa sel mereka tidak memiliki toilet, fasilitas mencuci dan dia diharuskan menghabiskan harinya di dalam sel.
“Ketika saya datang ke sini saya mengatakan kepada istri saya untuk bercerai. Dia menangis dan kami belum pernah bertemu satu sama lain sejak itu,” ujarnya.
Jika para tahanan tidak mengikuti aturan yang ditetapkan, mereka akan dikurung di sebuah kamar kecil yang gelap selama 15 hari hanya dengan ember besi dan bangku kayu untuk duduk.
Meski para tahanan relatif aman dari kekerasan, pelecehan seksual dan penyiksaan dibandingkan penjara-penjara terburuk lain di dunia, di Penjara Pulau Petak mereka mengalami siksaan mental dan psikologi yang berat.

Penjara Pulau RIker, Amerika Serikat



Penjara terbesar ketiga di Amerika Serikat, Penjara Pulau Rikers merupakan tempat penahanan para pelaku kejahatan lokal dengan masa hukuman singkat (satu tahun atau kurang), mereka yang menunggu persidangan, dan mereka yang menunggu untuk dipindahkan. Namun, meski penjara ini memiliki banyak narapidana kelas teri, tetapi tingkat kekerasan di sana benar-benar tinggi.
Pulau Rikers memiliki catatan penyiksaan sistematis yang terkenal yang bahkan mungkin lebih parah dari pada kekerasan geng. Para narapidana seringkali hidup di bawah teror para penjaga penjara yang kasar.
Pada tahun 2009, The New York Times melaporkan bahwa ada setidaknya tujuh tuntutan hukum diajukan terhadap Departemen Koreksi untuk kekerasan narapidana melawan narapidana yang diizinkan oleh penjaga penjara.
 Dalam salah satu kasus, seorang penjaga diduga memerintahkan enam tahanan untuk secara brutal memukuli dua narapidana. Salah satunya terpaksa dirawat di rumah sakit dengan paru-paru yang rusak.
New York Times juga melaporkan, sepanjang 11 bulan pada 2013, 129 tahanan mengalami luka serius di tangan penjaga penjara. Cedera tersebut termasuk patah tulang, luka dalam yang membutuhkan jahitan, dan cedera kepala yang parah. Tercatat, 77 persen tahanan yang terlibat dalam kekerasan dengan penjaga mengalami gangguan kejiwaan.
(dka)
close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==